Rezeki itu ibarat air. Tersedia di mana-mana, tinggal bagaimana cara kita mengambilnya (kalau istilah Aa Gym: “Menjemput”) dan tentunya dari mana sumbernya, yang bersih (halal), atau yang kotor dan tercemar (haram).
Jika telah menemukan sumber airnya (baca: rezeki), kitapun harus tau bagaimana mengalirkan air tersebut agar lancar.
Kalau sudah dialirkan, sumbatanpun bisa saja terjadi, entah karena pipa/ selangnya lumutan atau bocor. Agar rezeki mengalir lancar maka kita perlu tau apa saja penyebab tersumbatnya saluran rezeki tersebut.
Kutipan tausiyah Aa Gym berikut ini mudah-mudahan bisa memberi pencerahan. Berikut ini sadaurannya.
Penyumbat Saluran Rezeki
Oleh : KH Abdullah Gymnastiar
Allah SWT menciptakan semua makhluk telah sempurna dengan pembagian rezekinya. Tidak ada satu pun yang akan ditelantarkan- Nya, termasuk kita. Karena itu, rezeki kita yang sudah,Allah SWT jamin pemenuhannya. Yang dibutuhkan adalah mau atau tidak kita mencarinya. Yang lebih tinggi lagi benar atau tidak cara mendapatkannya.
Rezeki di sini tentu bukan sekadar uang. Ilmu, kesehatan, ketenteraman jiwa, pasangan hidup, keturunan, nama baik, persaudaraan, ketaatan termasuk pula rezeki, bahkan lebih tinggi nilainya dibanding uang.
Walau demikian, ada banyak orang yang dipusingkan dengan masalah pembagian rezeki ini.
“Kok rezeki saya seret banget, padahal sudah mati-matian mencarinya?”
“Mengapa ya saya gagal terus dalam bisnis?”
“Mengapa hati saya tidak pernah tenang?”
Ada banyak penyebab, mungkin cara mencarinya yang kurang profesional, kurang serius mengusahakannya, atau ada kondisi yang menyebabkan Allah Azza wa Jalla “menahan” rezeki yang bersangkutan.
Poin terakhir inilah yang akan kita bahas.
Mengapa aliran rezeki kita tersumbat?
Apa saja penyebabnya?
Saudaraku, Allah SWT adalah Dzat Pembagi Rezeki.
Tidak ada setetes pun air yang masuk ke mulut kita kecuali atas izin-Nya.
Karena itu, jika Allah SWT sampai menahan rezeki kita, pasti ada prosedur yang salah yang kita lakukan. Setidaknya ada lima hal yang menghalangi aliran rezeki.
Pertama, lepasnya ketawakalan dari hati.
Dengan kata lain, kita berharap dan menggantungkan diri kepada selain Allah SWT .
Kita berusaha, namun usaha yang kita lakukan tidak dikaitkan
dengan-Nya.
Padahal Allah SWT itu sesuai prasangka hamba-Nya.
Ketika seorang hamba berprasangka buruk kepada Allah SWT , maka keburukan-lah yang akan ia terima.
Barangsiapa yang bertawakal kepada Allah SWT niscaya Allah SWT akan mencukupkan (keperluan) nya. Demikian janji Allah SWT dalam QS Ath Thalaaq [63] ayat 3.
Kedua, dosa dan maksiat yang kita lakukan.
Dosa adalah penghalang datangnya rezeki.
Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya seseorang terjauh dari rezeki disebabkan oleh perbuatan dosanya.” (HR Ahmad).
Saudaraku, bila dosa menyumbat aliran rezeki, maka tobat akan membukanya.
Andai kita simak, doa minta hujan isinya adalah permintaan tobat, doa Nabi Yunus saat berada dalam perut ikan adalah permintaan tobat, demikian pula doa memohon anak dan Lailatul Qadar adalah tobat. Karena itu, bila rezeki terasa seret, perbanyaklah tobat, dengan hati, ucapan dan perbuatan kita.
Ketiga, maksiat saat mencari nafkah.
Apakah pekerjaan kita dihalalkan agama? Jika memang halal, apakah benar dalam mencari dan menjalaninya? Tanyakan selalu hal ini. Kecurangan dalam mencari nafkah, entah itu korupsi (waktu, uang), memanipulasi timbangan, praktik mark up, dsb akan membaut rezeki kita tidak berkah.
Mungkin uang kita dapat, namun berkah dari uang tersebut telah hilang.
Apa ciri rezeki yang tidak berkah? Mudah menguap untuk hal sia-sia, tidak membawa ketenangan, sulit dipakai untuk taat kepada Allah SWT serta membawa penyakit.
Bila kita terlanjur melakukannya, segera bertobat dan kembalikan harta tersebut kepada yang berhak menerimanya.
Keempat, pekerjaan yang melalaikan kita dari mengingat Allah SWT .
Bertanyalah, apakah aktivitas kita selama ini membuat hubungan kita dengan Allah SWT makin menjauh? Terlalu sibuk bekerja sehingga lupa shalat (atau minimal jadi telat), lupa membaca Alquran, lupa mendidik keluarga, adalah sinyal-sinyal pekerjaan kita tidak berkah.
Jika sudah demikian, jangan heran bila rezeki kita akan tersumbat. Idealnya, semua pekerjaan harus membuat kita semakin dekat dengan Allah SWT .
Sibuk boleh, namun jangan sampai hak-hak Allah SWT kita abaikan. Saudaraku, bencana sesungguhnya bukanlah bencana alam yang menimpa orang lain.
Bencana sesungguhnya adalah saat kita semakin jauh dari Allah SWT .
Kelima, enggan bersedekah.
Siapapun yang pelit, niscaya hidupnya akan sempit, rezekinya mampet.
Sebaliknya, sedekah adalah penolak bala, penyubur kebaikan serta pelipat ganda rezeki.
Sedekah bagaikan sebutir benih menumbuhkan tujuh bulir, yang pada tiap-tiap bulir itu terjurai seratus biji.
Artinya, Allah SWT yang Maha kaya akan membalasnya hingga tujuh ratus kali lipat (QS Al Baqarah [2]: 261).
Tidakkah kita tertarik dengan janji Allah SWT ini?
Maka pastikan, tiada hari tanpa sedekah, tiada hari tanpa kebaikan.
Insya Allah SWT , Allah SWT akan membukakan pintu-pintu rezeki-Nya untuk kita. Amin.
Sumber : http://blog.muslim-nias.org/2007/04/lima-penyebab-aliran-rezeki-kita-tersumbat/