INILAH.COM, Jakarta - Isu hengkangnya RIM dari RI menyebar luas. Pengguna pun khawatir karena RIM menghentikan layanan per 1 Juni 2010. Tapi bagi operator pesan itu hanya sebuah April Mop.
Teguh Prasetya, Group Head Brand Marketing Indosat mengatakan isu hengkangnya RIM, produsen BlackBerry adalah lelucon yang dihembuskan sebagai bagian dari April Mop.
“Nggak mungkin pindahlah. Ini anggap aja bagian dari lelucon April Mop. Kami selaku operator yang memberi layanan jasa dari BlackBerry yang seharunya tahu pasti mengenai informasi ini, sangat yakin mengatakan bahwa berita ini hanya sekadar bahan tertawaan,” ujarnya saat dihubungi Senin (5/4).
Teguh menganggap pihak RIM tidak akan melakukan tindakan gegabah setelah mengetahui betapa produk BlackBerry sangat diterima masyarakat. Tidak hanya itu, beberapa waktu lalu RIM juga mengenalkan distributor resmi pertama mereka sehingga sangat kecil bahkan cenderung tidak ada kebenaran menyangkut kasus itu.
“Segala macam produk dengan unsur Berry pun laku di pasaran. RIM sudah menanamkan produk BlackBerry begitu kuat di masyarakat. Terlalu gegabah jika mereka begitu cepat mengeluarkan pernyataan pindah. Jadi, anggap saja lelucon untuk senang-senang,” kata Teguh.
Menurut Teguh, RIM tidak perlu membuat kantor resmi di Indonesia. Namun berbagai pihak yang khawatir mengenai isu itu, sebaiknya ditanggapi dengan positif. Karena hal itu menunjukkan tingginya pangsa pasar yang berhubungan dengan produk BlackBerry, serta antusiasme masyarakat pengguna.
“BlackBerry ini sudah menjadi tren di masyarakat. Manfaaat yang tinggi, akses internet yang tidak terbatas, segmen yang sangat luas serta kemampuan handset ini sangat diterima orang Indonesia. Saya bisa mengatakan BlackBerry telah menjadi fenomena saat ini,” kata Teguh.
Sepanjang akhir pekan lalu sebuah pesan berantai menyebar di kalangan pengguna BlackBerry di Indonesia. Pesan di Blackberry Messenger (BBM) menyatakan Research in Motion (RIM) bakal hengkang dari Indonesia.
Penyebabnya menurut pesan itu negosiasi yang sangat alot dan panjang dengan Pemerintah Indonesia menyebabkan langkah Google di China juga akan diikuti RIM di Indonesia. Pesan itu bahkan mencatut juru bicara RIM yang disebut telah mengkonfirmasi berlangsungnya negosiasi yang sangat alot dan panjang dengan Pemerintah Indonesia.
Pesan yang ditulis seperti berita di koran itu menyebut RIM mengalami kebuntuan menyangkut masalah sensor dan kontrol bandwidth. Masalah itu juga disebut telah didiskusikan sejak Blackberry booming di Indonesia awal 2009.
“Pemerintah sejak itu telah menempatkan bunga dan preasure pada RIM untuk membuka perusahaan resmi Service Center di Indonesia,” sebut pesan itu.
"Sepertinya kebuntuan ini adalah akhir untuk BlackBerry di Indonesia, RIM telah memutuskan untuk menarik layanan keluar dari Indonesia pada 1 Juni 2010, tetapi akan terus melayani pasar Asia Pasifik, tetapi tidak di Indonesia".
Tapi isu mengenai hengkangnya RIM dari Indonesia juga harus dianggap sebagai teguran bagi pihak RIM. Salah satunya memperbaiki Service Center BlackBerry di Indonesia.
Sekretaris Jenderal IDTUG Muhammad Jumadi menilai berita mengenai hengkangnya RIM dari Indonesia memang suatu hal yang mustahil mengingat besarnya pangsa pasar mereka. Namun, begitu bukan berarti BlackBerry tidak memiliki cacat.
Isu itu seharusnya ditanggapi RIM dengan membenahi diri, salah satunya soal service center. “Nggak mungkin mereka pindah. Akan banyak kerugian yang diterima mengingat Indonesia sangat antusias dengan produk mereka. Namun, seharusnya pihak BlackBerry tidak sepenuhnya berbangga. Banyak yang harus diperbaiki, salah satunya service center,” katanya.
Pihak IDTUG memang tidak memiliki data pasti mengenai berapa jumlah kerugian yang dikeluhkan pelanggan BlackBerry. Namun IDTUG telah menerima beberapa keluhan yang menyebutkan penyedia jasa service BlackBerry tidak bekerja secara maksimal.
“Kami menerima komplain dari beberapa orang bahwa ketika menyerahkan BB yang rusak ternyata butuh waktu lebih dari dua bulan. Ini kan waktu yang sangat lama. Padahal, dari awal RIM memperkenalkan BlackBerry, mereka akan mengunakan standar internasional sehingga segala bentuk keluhan dapat diatasi dengan cepat,” ujar Jumadi.
Jumadi menganggap bahwa tindakan RIM yang melimpahkan kewajiban soal sevice kepada operator dinilai kurang memuaskan. “Operator itu kan fokus kepada layanan komunikasi, bukan service center. Sebaiknya masing-masing pihak paham akan fungsinya sehingga dapat memberikan layanan optimal ke masyarakat.”
Pihak IDTUG menyarankan RIM membuka kantor resmi di Indonesia untuk memaksimalkan layanan yang mereka berikan ke pengguna BlackBerry. Selain itu, IDTUG juga berharap pemerintah mampu menekan RIM untuk membuka kantor di Indonesia.
“Nokia, Samsung dan handset lain mereka punya service center di banyak tempat. Kalau RIM juga melakukan hal yang sama, ini akan semakin baik,” katanya. [mdr]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar